Brasil yang dituding berambisi menguasai pasar daging nasional jika kebijakan itu direvisi dari country base menjadi zonasi diduga justru tidak akan menikmati pasar domestik karena harga produknya tidak akan bersaing.
Teguh Boediyana, Sekjen Perhimpunan Peternakan Sapi dan Kambing Indonesia (PPSKI), mengungkapkan harga daging di Brasil sulit bersaing. Apalagi, berdasarkan analisis risiko, importasi hanya diizinkan untuk daging beku tanpa tulang.
"Kalau jeroan, memang murah. Tetapi itu tidak boleh diimpor. Saya khawatir, Brasil ini hanya akan menjadi kuda tunggangan. Begitu Kepmentan diubah, akan ada lebih banyak negara mengantre untuk impor, seperti Uruguay dan Argentina," kata Teguh kepada Bisnis pekan lalu.
Thomas Sembiring, Ketua Asosiasi Importir Daging Indonesia (Aspidi), mengungkapkan harga daging dari Brasil kini lebih mahal dibandingkan dengan harga daging sapi kua-litas yang sama dari Australia dan Selandia Baru.
Daging dari negara itu pada September 2008 diperdagangkan sekitar US$4,8 per kg. Harga komoditas termasuk asu- ransi dan pengangkutan (cost insurance & freight/CIF) itu belum ditambah penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp125 per kg, pajak pertambahan nilai (PPN), bea masuk 5%.
"Kalau dihitung dari harga operasi pasar kami menjelang Natal sekitar Rp50.000 per kg, daging Brasil tidak kompetitif. Australia bisa jual di bawah US$4 per kg sekarang," ujar Sembiring.
Pengamat veteriner yang juga mantan anggota Komisi Ahli Veteriner Deptan Mangku Sitepoe menyatakan pemerintah mencari persoalan baru dengan membuka impor tersebut.
Penyakit ini, katanya, memang tidak mematikan bagi manusia. Namun, sangat mudah menular dan tersebar. "Tanpa mutasi, ini bisa menular ke manusia. Memang tidak mudah menyebabkan kematian, tetapi penyakit kulit seperti ini sangat mudah menular dan berbahaya jika berani membuka impor," kata Sitepoe.
Sementara itu, Kepala Badan Litbang Deptan Gatot Irianto menyatakan pemerintah tentunya tidak akan gegabah untuk membuka impor daging dari negara terjangkit PMK. Importasi itu akan dibuka dengan pendekatan kehati-hatian.
Pemerintah, tegasnya, juga akan menjamin keamanan pemasukan daging impor itu dengan melengkapi laboratorium dan perangkat pengawasan di pintu masuk impor dan wilayah distribusi.