”Ini dilakukan untuk mengurangi risiko menurunnya kualitas barang yang diangkut akibat adanya keterlambatan tersebut,” ujar Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Feri Merak Togar Napitupulu ketika dihubungi dari Serang, Selasa (26/1).
Adapun kendaraan pengangkut barang yang tak mudah rusak diberangkatkan belakangan.
Togar menuturkan, gelombang tinggi dan kecepatan angin yang terjadi belakangan ini belum merugikan pengusaha kapal feri karena hingga sekarang belum ada feri yang tidak bisa berlayar akibat buruknya cuaca.
Manajer Operasi PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Merak Endin Juhaendi sebelumnya menuturkan, distribusi barang dan penumpang dari Jawa ke Sumatera dan sebaliknya lewat Selat Sunda hingga saat ini belum terganggu cuaca buruk.
Hal ini disebabkan belum ada kapal feri yang batal berangkat akibat cuaca buruk di jalur penyeberangan Merak menuju Bakauheni, Lampung.
Endin menuturkan, distribusi barang dari Jawa ke Sumatera dan sebaliknya tiap hari dilayani oleh 18 hingga 20 kapal feri. Januari ini rata-rata jumlah perjalanan feri di Pelabuhan Merak sebanyak 69 kali.
Empat unit kapal cepat di jalur penyeberangan Merak-Bakauheni pada Januari ini sudah 13 hari tidak dapat beroperasi karena ketinggian gelombang Selat Sunda lebih dari 1 meter.
Sumber : Kompas (2010)