Saat ini, lanjut Apriyantono, permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia pada sektor pertanian adalah tingginya tekanan terhadap sumberdaya lahan karena terjadi peningkatan jumlah penduduk sekitar 1,34% per tahun sementara luas lahan pertanian relatif tetap. Bila hal ini tidak segera diatasi katanya, bangsa Indonesia juga akan sulit melepaskan diri dari ketergantungan pada pasokan pangan dari luar (impor).
Sebab itu, kata menteri, pihaknya meminta kepada seluruh kabupaten dan kota untuk menerapkan agenda pemerintah berupa revitalisasi pertanian. Menurut dia, agenda ini adalah membalik tren penurunan dan mengakselerasi peningkatan produksi dan nilai tambah usaha pertanian dengan cara meningkatkan dan memperluas kapasitas produksi melalui renovasi dan restrukturisasi agribisnis.
Menteri mengakui, permasalahan yang paling besar dialami bangsa Indonesia saat ini yakni terletak pada sektor pertanahan dimana kondisi negara sekarang memiliki keterbatasan sumberdaya lahan yang cocok untuk dikembangkan dan sempitnya rata-rata penguasaan lahan pertanian per kapita penduduk Indonesia.
Selain itu kata Apriyantono, sempitnya lahan yang dimiliki petani dan masalah sengketa tanah, juga menjadi peroalan yang cukup besar dalam mengembangkan produksi pangan di Indonesia. Ia menambahkan, tahun 2007 ini, produksi padi Indonesia menunjukkan kinerja yang cukup baik karena berdasarkan Angka Ramalan III Badan Pusat Statistik (ARAM III BPS), produksi padi mengalami peningkatan menjadi 57,05 juta ton GKG atau naik sekitar 4,76% dibanding tahun 2006.
Sementara produksi padi di Sulsel, kata Sekdaprov Andi Muallim saat membuka Semiloka itu mencapai sekitar 3.675.251 ton GKG atau meningkat 9,20% dibandingkan tahun 2006 yang mencapai 3.365.509 ton GKG. Kondisi ini tentunya akan berpengaruh pada pencapaian sasaran peningkatan produksi nasional 2007 yang ditargetkan sebanyak dua juta ton.