Karena itu, kata Menteri Pertanian Suswono, pihaknya akan mengurangi izin impor dan menyesuaikannya dengan kebutuhan dalam negeri.
”Impor daging sapi dan sapi hidup akan dikurangi secara bertahap. Tahun 2014 diharapkan Indonesia sudah swasembada daging sapi. Ke depan, kami hanya akan memberi izin sesuai dengan kebutuhan,” kata Suswono seusai berkunjung ke Lembah Hijau Multifarm di Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (17/2).
Berlebihnya izin impor sapi, menurut Suswono, akibat kekurangakuratan data yang ada selama ini. Pihaknya optimistis, dengan potensi pakan yang melimpah, Indonesia mampu swasembada daging sapi. Salah satu caranya, dengan menyelamatkan sapi betina produktif.
Suswono menambahkan, rata-rata setiap tahun 200.000 sapi betina dipotong di negeri ini. Hal itu terjadi karena peternak membutuhkan uang sehingga mereka cenderung menjual sapi betinanya. ”Pedagang pun senang membeli sapi betina karena harganya lebih murah,” ujarnya.
Buntut dari semua itu, populasi sapi tidak bertambah secara signifikan. ”Kalau kita bisa selamatkan ini dan sapi betina dapat menjadi ’mesin’ produksi dengan 5-8 kali melahirkan, populasi sapi akan cepat bertambah,” kata Suswono.
Sebagai pengganti 200.000-an sapi betina yang ”hilang” setiap tahunnya itu, sementara keran impor sapi akan dibuka. Peluang usaha pembibitan diberikan untuk mendorong upaya tersebut.
Menurut Suswono, pemerintah akan memberikan subsidi bunga untuk kredit usaha pembibitan sapi (KUPS) dengan bunga 5 persen per tahun.
Sumber : Kompas (2010)