Features-Content


Connect With Us


Texts

Susu Kambing Ettawa
Kini telah hadir di Surabaya, Sidoarjo & gresik Susu Kambing Ettawa. Bagi Bapak / Ibu yang memerlukan susu kambing untuk pengobatan maupun pencegahan perbagai penyakit. Qibas susu Kambing siap mengirim ketempat Bapak / Ibu ...

Instructions

Ternak Qurban Harga Rp.30.000/kg
Bagi Bapak / Ibu yang memerlukan kambing untuk ibadah qurban yang berkualitas dan sehat dapat menghubungi Qibas Agro. Qibas Agro siap menerima Bapak / Ibu yang berkunjung ...

Recent Posts

My Service

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Diberdayakan oleh Blogger.

Recomended

Copyright © 2010 Qibas-online. All Rights Reserved. Designed by Anugera.web site :http://www.qibasagro.co.ccEmail : qibasagro@yahoo.comSurabaya - Jawa Timur - Indonesia

Populer News

About Me

Qibas Aqiqah
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Zonanugera's.com

Harga Beras dan Gabah Kian Naik

Harga beras dan gabah di pasaran Cirebon dan sekitarnya kian meningkat setiap pekan. Peningkatan ini diperkirakan terus berlangsung hingga Februari mendatang menunggu musim panen di daerah lain.

Hingga Selasa (12/1) harga beras termurah mencapai Rp 5.800 per kilogram di Pasar Pagi, Kota Cirebon, yang merupakan pusat beras di wilayah Cirebon. Adapun beras dengan kualitas bagus berharga Rp 6.000 ke atas per kg. Padahal pekan lalu masih ditemukan beras dengan harga Rp 5.600 per kg.

Widodo, pemilik kios Adi Jaya di Pasar Pagi, mengakui bahwa harga beras terus naik mengikuti harga di penggilingan padi, selain itu stok beras pun hanya didapatkan dari Subang dan Jawa Tengah. "Kenaikannya bisa mencapai 20 persen dibandingkan dua bulan lalu, ada perkiraan harga baru turun Februari karena di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta akan panen," kata Widodo.

Mahalnya beras juga diakui para pemilik penggilingan padi. Dedi, pemilik penggilingan padi Cahaya Mulya di Pabuaran, Kabupaten Cirebon, mengakui, gabah sulit dicari di Cirebon. Kalaupun ada, itu merupakan gabah simpanan. "Yang baru biasanya berasal dari Kuningan yang baru panen, tetapi jumlahnya juga tak seberapa, hanya 7 ton, padahal kapasitas giling bisa 20 ton," ujarnya.

Kenaikan harga beras ini diakui pedagang memberatkan warga karena banyak pelanggan mereka yang akhirnya hanya membeli setengah dari jumlah belanjaan biasanya.

Beras menir atau yang mempunyai tingkat pecah bulir tinggi, menurut Kanisa, pemilik penggilingan padi Ori Jaya, banyak dicari warga. "Mereka rela datang langsung ke penggilingan untuk mencari menir karena harga beras di warung mencapai Rp 6.000-Rp 7.000 per kg," kata Kanisa.

Mencukupi

Meski gabah sulit didapat dan harga beras tinggi, Bulog menjamin ketersediaan beras di wilayah III cukup untuk setahun mendatang. Wakil Kepala Bulog Subdivre Cirebon Darsono mengatakan, jumlah cadangan beras di Bulog Subdivre Cirebon mencapai 74.000 ton. Jumlah itu dikurangi kebutuhan beras untuk warga miskin (raskin) sebanyak 5.400 ton per bulan.

"Kalau nanti ada kebijakan operasi pasar, cadangan beras sudah tersedia dan itu mencukupi sekali. Namun, sampai saat ini belum ada permintaan operasi pasar dari para kepala daerah," kata Darsono.

Bupati Cirebon Dedi Supardi menyatakan belum akan melakukan operasi pasar untuk beras karena raskin akan segera digulirkan. Meski hanya diperuntukkan bagi warga miskin, raskin diharapkan tetap bisa menekan harga.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Cirebon Vicky Sunarya menjanjikan raskin bisa turun secepatnya agar segera bisa dinikmati warga miskin. "Diperkirakan Senin mendatang sudah bisa turun. Memang saat ini sedikit terlambat dari biasanya karena ada perubahan jumlah rumah tangga miskin," kata Vicky.

Jumlah rumah tangga miskin pada tahun 2010 yang ada di Bulog di wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Majalengka total mencapai 406.652 keluarga, lebih sedikit dibandingkan tahun lalu yang mencapai 415.557 keluarga. Jatah beras yang diperoleh keluarga miskin pun diperkirakan berkurang dari 15 kg per keluarga menjadi 13 kg per keluarga.

Mengenai adanya selisih jumlah kepala keluarga miskin pada tahun lalu dan saat ini, Pemerintah Kota dan Kabupaten Cirebon hingga kini belum mengambil langkah lanjut. "Kami kaji dulu, apakah selisih keluarga miskin itu memang sudah mentas atau belum (dari kemiskinan). Kalau memang masih miskin, langkahnya mungkin tidak menutup selisih angka, tetapi memberdayakan ketahanan pangan, agar tidak bergantung pada beras," kata Dedi Supardi.

Sumber : Kompas (2010)

  ©Template by Anugera.

IRT